Penentuan peroksida dalam tetrahidrofuran
Tetrahidrofurandan eter mudah menghasilkan peroksida jika disimpan dalam waktu lama. Berhati-hatilah saat menggunakannya. Pastikan untuk mendeteksi kandungan peroksida dalam larutan terlebih dahulu. Jika terdapat lebih dari 0,05% peroksida, peroksida harus dihilangkan sebelum distilasi. Jika kandungan peroksida 1% atau lebih tinggi, harus diolah dengan pembakaran.
Uji peroksida:
1[Bahasa Indonesia]Deteksi kualitatif
Metode 1 Siapkan larutan air 10% ki (kalium iodida), tambahkan sedikit pati, tambahkan 10 ml tetrahidrofuran, kocok, dan diamkan selama sekitar 3 ~ 5 menit. Jika berubah menjadi kuning, berarti ada peroksida. Semakin gelap warnanya, semakin banyak peroksida. Jika tidak, dapat digunakan dengan aman tanpa peroksida.
Metode 2 Tentukan apakah kertas uji kalium iodida pati berubah warna.
Metode 3 Tambahkan 5 ml tetrahidrofuran dan 1 ml larutan kalium iodida 10% dan kocok selama 1 menit. Jika terdapat peroksida, lepaskan yodium bebas. Lapisan air berwarna kuning kecokelatan atau tambahkan 4 tetes larutan kanji 0,5%, dan lapisan air berwarna biru.
Metode 4 Masukkan 2 ~ 3 tetes asam sulfat pekat, 1mL larutan kalium iodida 2% (jika larutan kalium iodida telah teroksidasi oleh udara, larutan natrium sulfit encer dapat digunakan untuk meneteskannya hingga berwarna kuning dan menghilang) dan 1 ~ 2 tetes larutan kanji ke dalam tabung reaksi yang bersih. Aduk rata dan tambahkantetrahidrofuranKehadiran warna biru atau ungu menunjukkan adanya peroksida.
2[Bahasa Indonesia]Deteksi kuantitatif:
Tambahkan 6 ml asam asetat + 4 ml kloroform + 1 g kalium iodida ke dalam 50 ml tetrahidrofuran, taruh di tempat gelap selama 5 menit, dan gunakan 0,5 ml kalium iodida. Titrasi larutan natrium tiosulfat 1 N hingga tidak berwarna, dan persentase peroksida adalah nxvx0 7 / g, di mana N dan V masing-masing adalah konsentrasi dan volume ekivalen natrium tiosulfat (ML), dan G adalah berattetrahidrofuran(G).